Archive for the ‘Pencerahan’ Category

Ghibah

Posted: April 12, 2013 in Pencerahan

Dosa Ghibah Lebih Besar daripada Zina

Dosa ghibah 72 x lipat lebih besar daripada dosa zina sama ibu kandung. Perbuatan ini sangat besar sekali dosanya kawan asstagfirullahalazim… tidak sedikit orang diluar sana bahkan disekitar kita pun sering kali melakukan perbuatan ghibah, termasuk saya!! perbanyak istigfar ya kawan dan berdo’a minta perlindungan dari Alloh agar dilindungi dari perbuatan ghibah ini.
Dalam sebuah majelisnya bersama Abu Dzar, Rasulullah pernah memberi nasehat berikut : “Wahai Abu Dzar, hindari dari perlakuan ghibah (menggunjing) karena dosanya lebih berat dari pada zina”.
“Ya Rasulullah apa itu ghibah?”
Ghibah yaitu menyebut-nyebut saudaramu dengan yang tidak disukai.”
“Ya Rasulullah walaupun sesuatu itu ada pada dirinya”
“Ya apabila kau sebut-sebut aibnya, maka kau telah menggunjingnya; namun bila kau sebut aib yang tidak ada pada dirinya maka kau telah memfitnahnya.”
Ghibah atau menceritakan aib orang lain zaman sekarang bukan dianggap salah bahkan sudah menjadi tradisi dalam masyarakat kita. Media memberikan dukungan sepenuhnya, lihatlah siaran TV, acara pergunjingan mendapat respon yang bagus dari masyarakat itulah sebabnya kenapa acara-acara yang membongkar kesalahan orang lain tetap eksis dan semakin lama acara sejenis semakin beragam.
Mulai dari masyarakat kecil di warung kopi sampai dengan tingkat elit politik menjadikan pergunjingan menjadi suatu hal yang biasa, menjadi sarapan pagi yang apabila ditinggalkan rasanya ada yang kurang.
Padahal Rasulullah mengingatkan kita betapa buruk dan besarnya dosa dari menggunjing sehingga dosanya lebih besar dari berbuat zina. Ketika Aisyah menyampaikan perihal Sya’iyyah, kepada Nabi bahwa Sya’iyah itu orang yang pendek, begini dan begitu. Nabi menjawab, “Wahai Aisyah kau telah mengucapkan kata-kata apabila dicampurkan air laut maka kata itu akan mengubahnya”.
Muhammad Yusuf Al-Qardawi, meriwayatkan sebuah kisah yang terjadi pda diri Khalifah Umar Bin Khattab ra..
Pada suatu malam, ketika Umar sedang berjalan bersama Abdullah bin Mas’ud memeriksa keadaaan di sekeliling kota Madinah, tiba-tiba mata memandang jauh suatu cahaya yang menerangi rumah, Umar menguntit cahaya itu sehingga ia masuk ke dalam rumah penghuninya. Astagfirullah, di rumah itu ada seorang wanita tua yang sedang minum arak dan menari-nari dengan budak perempuannya, Umar masuk dan menghardik perempuan tua itu, “Wahai polan tidak pernah kusaksikan sebuah pemandangan yang lebih buruk dari ini, sekarang tua Bangka yang sudah usia lanjut tetapi meminum arak dan menari-nari”.
Tuan rumah menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang kau sampaikan adalah lebih buruk dari apa yang kau saksikan, engkau telah memata-matai pribadi orang, padahal Allah telah melarangnya dan engkau telah masuk rumahku tanpa seizinku”.
Umar membenarkannya. Dia keluar dri rumah itu dengan amat menyesal atau perbuatan yang dilakukannya. Katanya, “Sungguh telah celakalah Umar apabila Allah tidak mengampuninya.”
Orangtua itu merasa malu kepada Umar karena kepergok melakukan dosa. Dia khawatir akan dihukum atau paling tidak akan mengumumkan di depan umum. Oleh karena itu ia lama sekali tidak hadir dalam majlis Umar. Apakah Umar termasuk orang yang suka ber-ghibah?”
Suatu hari dia datang ke majelis Umar secara sembunyi-sembunyi. Dia hanya duduk di bagian paling belakang sambil menundukkan kepada agar sang Khalifah tidak melihatnya. Tiba-tiba Umar memanggilnya dengan suara yang agak keras, “Wahai Polan mari duduk di sampingku.”
Orang tua itu merasa gemetar, dia berfikir dia pasti akan dipermalukan di depan umum. Dia tidak bisa menolak sebagaimana juga dia tidak akan mungkin bisa lari, dengan wajah pucat dia pasrah menghampiri umar sambil menunduk menyembunyikan rupanya. Umar memaksa untuk duduk persis di sampingnya. Kemudian berbisik, “Wahai Polan demi Allah yang telah mengutus Muhammad sebagai seorang Rasul, tidak akan aku beritahu seorang pun tentang apa yang aku lihat di dalam rumahmu, meskipun kepada Abdullah bin Mas’ud yang kala itu ikut ronda bersamaku.”
Kemudian orangtua ini pun menjawab sambil berbisik,”Wahai Amirul Mukminin demi Allah yang telah mengutus Muhammad sebagai seorang Rasul sejak saat itu sampai sekarang aku telah tinggalkan pekerjaan-pekerjaan mungkarku.”
Tiba-tiba Umar bertakbir agak keras tanpa bisa dipahami maksudnya oleh hadirin yang ada disekelilingnya.
Betapa mulia, bijaksana dan luar biasa pribadi seorang pemimpin seperti Umar dan sangat sulit menemukan orang seperti itu di zaman sekarang. Tentang Ghibah Guru saya memberi nasehat, “Jangan kau menjelek-jelekkan (menceritakan keburukan) orang lain, belum tentu dirimu lebih baik darinya”. Apabila kita menjaga aib saudara kita maka Allah akan menjaga aib kita dan apabila kita menceritakan aib saudara kita maka Allah juga akan membuka aib kita.
Karena kita bukan manusia yang sempurna, tentu kepribadian kita juga tidak sempurna dan ditengah ketidaksempurnaan itu hendaknya kita menyadari bahwa suatu saat kita juga melakukan kesalahan yang apabila kesalahan atau aib kita itu diceritakan orang lain akan membuat hati kita terluka, karenanya jangan pernah menceritakan keburukan orang lain yang akan membuat dia juga terluka.
Mari kita mulai hidup baru, hidup yang lebih banyak melihat kesalahan diri sendiri sehingga tidak sempat melihat kesalahan orang lain apalagi mencari-cari kesalahan, dengan demikian maka hati kita akan lebih tentram dan damai.Share ya kawan!! niatkan sebagai dakwah, Alloh maha mengetahui :)Semoga bermanfaat 😀

Kalian pernah mendengar kata “magang” “PKL” atau “prakerin” ??

Tentunya kalian pasti pernah dong!! Ya, magang atau PKL (Praktek Kerja Lapangan) adalah  melakukan praktik kerja secara langsung  pada suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan mencari pengalaman kerja.

Tapi ini hanya dialamin khusus anak SMK saja… kalo SMA mah tidak ada beginian kayanya yah. tapi bagi kalian yang ingin tau tidak ada yang ngelarang ko, baca sehararian juga silahkan *woles hahaha

Ini pertama kali saya ngalamin yang namanya magang, pas H-1  udah muncul aja rasa takut itu disertai rasa tegang tingkat internasional, soalnya kita gatau gimana sih orang magang itu?? takutnya gabisa di suruh ini itu sama pihak perusahaan, kan mampus nanti nangis nangis sambil guling dilantai dengan nyebutin nama mamah 3x kan lucu ahahaha

Tapi ketika udah masuk hari pertama magang, tidak sekejam yang saya bayangin sebelumnya hahaha!! ternyata asik bener, disana udah mah dapet pengalaman jadi orang kerja dan juga dapet temen dari sekolah luar lagi, kan asik nambah temen baru dan bisa sharing kita disana hehehe… sayangnya watunya terbatas hanya 2 bulan saja. Tapi saya akan memaksimalkan waktu itu sebaik mungkin.

Ini ada sedikit saran dari penulis:
“Saranya bagi anak SMA mending cepet cepet pindah deh ke SMK yah hahaha *eh jangan jangan  #just kidding hahaha 😀

Semangat oke buat anak SMK, tingkatkan kreatifitasnya yah 🙂 *khususnya buat angkatan 03 oke semoga jadi orang sukses semua amin…

foto pas pembekalan prakerin >>

IMG_2354    IMG_2248

Dosa

Posted: March 19, 2013 in Pencerahan

Dosa dari tinjauan agama adalah tidak melakukan yang diperintahkan, dan melakukan yang dilarang. Dari segi kebahagiaan, dosa adalah salah satu hal yang menghambat kebahagiaan. Misalnya sebuah jendela yang kotor dan banyak noda, maka kita akan sulit melihat keindahan yang ada di luar. Apapun keindahan yang ada di luar akan terhalangi. Seperti itulah gambaran dosa.

dosa

Dosa dapat didefiniskan sebagai  berikut:
  1. Ketika kita mencari kenikmatan jangka pendek dengan mengabaikan kenikmatan jangka panjang.
  2. Ketika kita takut salah tapi tetap melakukannya.
  3. Melakukan sesuatu untuk mendapat keuntungan untuk diri snediri, tapi merugikan orang lain.
  4. Dosa yang disesali/menyesal sudah berbuat dosa, tapi tetap menikmatinya bahkan bangga dengan dosa yang sudah dilakukan.
Esensi dosa adalah kenikmatan. “Rasa” dosa adalah manis. Kalau dosa pahit, maka tidak ada yang mau melakukannya. Dosa adalah sebuah produk yang “menarik”. Itulah sebabnya manusia punya tendensi untuk berbuat dosa, karena ingin mendapatkan kenikmatan. Padahal kenikmatan yang ditawarkan dosa adalah semu dan jangka pendek belaka.
Misalnya orang yang melakukan selingkuh, korupsi, dan menipu. Dalam jangka pendek, pelaku akan mendapat kenikmatan dari apa yang dia lakukan. Tapi itu adalah kenikmatan semu dan jangka pendek. Dalam jangka pendek, apa yang dilakukan akan membuahkan ketidakbahagiaan.
Mari kita berdoa kepada Tuhan agar diberi petunjuk dan diberikan tanda-tanda akan dosa. Jangan sampai kita seperti ikan di kolam, yang tidak bisa melihat tanda-tanda sedang dipancing/sedang dalam bahaya.”Saya pernah mendengar bahwasanya kalau orang mukmin melakukan dosa itu dia akan dikasih titik hitam di hatinya. Dan jika dia beristigfar maka akan dihapuskanlah titik hitam itu”.

Semoga Bermanfaat 😀